Judul
|
INTERNATIONAL TRADE AND FOREIGN DIRECT INVESTMENT IN INDONESIA
|
Jurnal
|
Jurnal Bisnis Internasional
|
Volume & Halman
|
Vol.8, No.1
|
Penulis
|
Suci Safitriani
|
Tahun
|
2014
|
Rumusan Masalah
|
1.
Bagaimana arah hubungan perdagangan
internasional dan FDI
2. Apakah hubungan kedua variabel
tersebut bersifat negatif atau positif ?
|
Tujuan Penelitian
|
Untuk mengkaji hubungan antara
perdagangan internasional dan FDI di Indonesia periode 1996-2012.
|
Metode Penelitian
|
Metode Analisis
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis time series Vector Error Correction
Mechanism (VECM) Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data runtut
waktu (time series) Triwulanan dari Triwulan I tahun 1996 sampai dengan
Triwulan IV tahun 2012 (68 data observasi). Sebelum melakukan estimasi model VECM
diperlukan beberapa pengujian awal yaitu :
1. Uji Stasioneritas
Asumsi stasioner harus dipenuhi sebelum
melakukan estimasi karena apabila data tidak stasioner maka akan menyebabkan
timbulnya regresi lancung sehingga sebenarnya metode inferensia klasik tidak
dapat diterapkan.
2. Uji Lag Optimum
Uji ini digunakan untuk menentukan
panjang lag optimal yang akan digunakan dalam analisis selanjutnya.
3. Uji Granger Causality
Uji ini digunakan untuk mengetahui
arah hubungan variabel yang akan diteliti. Hasil uji Granger Causality dapat menunjukkan
apakah variabel-variabel yang diteliti memiliki hubungan satu arah (one way)
atau dua arah (two way).
4. Uji Kointegrasi
Uji ini dilakukan untuk mendeteksi stabilitas hubungan jangka panjang antara
dua variabel atau lebih.
5. Uji Impulse Response Forecast (IRF)
Uji ini merupakan analisis lanjutan
yang dapat memperkaya hasil penelitian. Dalam penelitian ini, IRF digunakan
untuk mengetahui respon variabel ekspor dan impor apabila terjadi guncangan
atau perubahan pada variabel FDI dan sebaliknya.
6. Uji Forecast Error Variance Decomposition
Uji ini juga
merupakan analisis lanjutan dari VAR/VECM. Test ini digunakan untuk menyusun perkiraan
error variance suatu variabel, yaitu seberapa besar perbedaan antara variance
sebelum dan sesudah shock, baik shock yang berasal dari diri sendiri maupun
shock dari variabel lain.
Variabel dan Pengukuran
Penelitian ini menggunakan variabel perdagangan internasional sebagai
nilai total ekspor dan nilai impor yang dikhususkan pada impor barang modal
dan bahan baku/penolong, serta nilai FDI masing - masing, kemudian dibuat
dalam bentuk nyata (riil) menggunakan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB)
dan deflator PDB.
Jenis Data
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data runtut waktu (time series)
Triwulanan dari Triwulan I tahun 1996 sampai dengan Triwulan IV tahun 2012
(68 data observasi). Adapun variabel-variabel yang digunakan untuk mencapai
tujuan ini adalah nilai total ekspor barang (EX), nilai total impor barang
modal dan bahan baku/penolong (IM) serta nilai netto FDI yang masing-masing
dalam satuan USD juta Masing-masing variabel kemudian diriilkan dengan
menggunakan Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB) ekspor dan impor serta GDP
deflator.
|
Hasil Penelitian dan Pembahasan
|
Berdasarkan hasil uji Granger Causality,
diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan dua arah antara FDI dan impor. Sedangkan untuk pasangan variabel ekspor dan
FDI, diperoleh hasil bahwa terdapat hubungan satu arah, dimana FDI
memengaruhi ekspor. Kenaikan yang terjadi pada FDI akan berdampak positif terhadap
kinerja ekspor Indonesia.
Hasil output pengolahan menunjukkan
bahwa terdapat hubungan kointegrasi antara variabel untuk masing-masing
persamaan bivariate ekspor dan FDI serta impor dan FDI.
Berdasarkan hasil estimasi persamaan
jangka panjang dapat diperoleh kesimpulan bahwa FDI dalam jangka panjang
mampu meningkatkan kinerja ekspor Indonesia. Selain itu diperoleh hasil bahwa
dalam jangka panjang FDI juga berpengaruh positif terhadap impor namun
pengaruhnya tidak begitu besar. Sedangkan berdasarkan estimasi persamaan
jangka pendek, diperoleh hasil yang bertentangan dengan hasil persamaan
jangka panjang. Dalam jangka pendek, terlihat bahwa FDI memberikan dampak
yang negatif terhadap ekspor. Fenomena ini menunjukkan bahwa dalam jangka waktu
yang relatif pendek, keberadaan FDI bisa berdampak negatif terhadap kinerja
ekspor Indonesia. Selain itu, hasil analisis yang diperoleh juga menunjukkan
bahwa variabel perubahan nilai ekspor dipengaruhi oleh perilaku masa lalunya.
Dalam jangka pendek, perubahan nilai ekspor pada lag pertama memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap perubahan nilai ekspor pada saat ini.
Berdasarkan hasil estimasi persamaan
jangka pendek untuk pasangan variabel impor dan FDI dapat disimpulkan bahwa
masih tingginya impor bahan baku dan barang modal di Indonesia pada dasarnya
disebabkan oleh masih besarnya ketergantungan proses produksi dalam negeri
terhadap barang-barang impor, bukan semata - mata disebabkan oleh aliran FDI
yang masuk ke Indonesia.
|
Kesimpulan dan Rekomendasi Kebijakan
|
Berdasakan hasil
analisis yang peroleh, maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan satu
arah antara FDI dan ekspor di mana perubahan nilai FDI mempengaruhi perubahan
nilai ekspor. Dalam jangka pendek, peningkatan nilai FDI menyebabkan
penurunan nilai ekspor.
Sedangkan dalam jangka panjang. peningkatan nilai FDI akan menyebabkan terjadinya
kenaikan nilai ekspor. Hal tersebut disebabkan oleh sifat FDI yang merupakan
investasi yang berorientasi jangka panjang sehingga manfaatnya terhadap
perekonomian termasuk kinerja ekspor dapat diperoleh dalam jangka yang lama.
Sedangkan, dalam
jangka pendek, FDI akan cenderung menyebabkan apresiasi nilai tukar
rupiah terhadap mata uang dolar sehingga cenderung melemahkan kinerja ekspor
Indonesia. Selain itu, diperoleh hasil bahwa nilai impor dan FDI, memiliki
hubungan dua arah. Dalam jangka pendek dan jangka panjang peningkatan nilai
FDI cenderung berpengaruh positif terhadap peningkatan nilai impor namun pengaruhnya
tidak begitu besar. Hal tersebut menunjukkan bahwa tingginya impor barang
modal bahan baku Indonesia lebih cenderung disebabkan oleh masih besarnya
ketergantungan produksi nasional terhadap barang Impor.
Rekomendasi kebijakan yang dapat diajukan adalah:
1. Pemerintah dan stake-holders harus
terus memacu penanaman modal asing (FDI) di Indonesia namun tetap diimbangi
oleh pengawasan. Hal konkret yang dapat dilakukan adalah dengan meningkatkan sarana
dan prasaran penunjang seperti kondisi infrastruktur dan komunikasi. Selain
itu, cara yang dapat ditempuh adalah dengan menyediakan birokrasi yang tidak
begitu rumit dan memerlukan waktu yang lama dalam mengurus perizinan
investasi.
2. Mengingat terdapat dampak positif
kenaikan FDI terhadap ekspor dalam jangka panjang, maka pihak terkait
diharapkan mampu mengarahkan FDI tidak hanya pada sektor-sektor domestik yang
justru dapat meningkatkan pola konsumtif masyarakat, tetapi juga pada sektor-sektor
yang produknya berorientasi ekspor. Langkah konkret yang dapat dilakukan
adalah dengan melakukan seleksi terhadap investor yang memiliki komitmen
dalam meningkatkan produksi nasional khususnya ekspor sehinggatercipta
kerjasama yang saling menguntungkan untuk setiap pihak yang terkait.
3. Adanya dampak negatif yang ditimbulkan
kenaikan FDI terhadap ekspor dalam jangka pendek yang disebabkan oleh
apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar mengharuskan pemerintah untuk
berusaha untuk mendorong peningkatan volume ekspor untuk mempertahankan atau meningkatkan
nilai ekspor ditengah menguatnya nilai rupiah terhadap dolar. Hal tersebut
dilakukan untuk menjaga neraca perdagangan Indonesia agar tetap mengalami
surplus.
..
|
Sumber :